Popular Posts

Saturday, May 12, 2012

Holland, the next "swasembada" country


Belanda adalah sebuah Negara kecil (41.528 km2, termasuk 7.750 km2 air terbuka) dengan kepadatan penduduk rata-rata lebih dari 400 orang/km. Sebuah negara di Eropa bagian barat laut ini, memiliki berbagai kelebihan-kelebihan, diantaranya olah raga, sejarah, budaya, pendidikan, teknik sipil, irigasi dan drainase, lingkungan, pertanian, serta bidang lainnya. Kelebihan-kelebihan ini membuat Belanda menjadi pusat perhatian dunia. Ditambah dengan sejarah negaranya yang panjang dalam mengarungi dan menjajah dunia, membuat Belanda menjadi pusat hukum dan sejarah bagi bangsa yang dijajahnya, seperti Indonesia. Sehingga Indonesia dan Belanda sejak dahulu kala memang memiliki keterkaitan di masa lalu, yang kini hanya bisa kita pelajari melalui sejarah. 
Jika sekilas membahas tentang pertanian, Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk pertanian nomor wahid di dunia. Ditambah pada sekitar tahun 1980-an Indonesia menggalakkan swasembada pangan yang didukung oleh pemerintah pada masanya. Akan tetapi kini Belanda hidup dari segi pertanian karena merupakan potensi yang menonjol untuk kehidupan masa depan mengingat Belanda merupakan salah satu tempat belajar yang baik dalam segi pemanfaatan lahan, produk turunan juga dalam hal pemasaran. Meskipun memiliki wilayah negara yang kecil, musim dengan berbagai jenis, daratan lebih rendah dari permukaan laut tetapi Belanda dapat menata wilayahnya dengan baik. Tidak salah apabila Belanda merupakan negara yang suka berkreatifitas dan berinovasi, meskipun tidak dikenal sebagai negara pertanian ini karena Belanda memiliki salah satu poin penting yang harus dianut juga oleh kita yaitu Belanda bisa mengoptimalkan keterbatasan yang ada dan dimiliki untuk menjadi sebuah kekuatan. 
               Keunggulan Belanda terletak salah satunya pada pertanian modern yang kompetitif di tengah globalisasi pertanian. Pertanian di tengah Pajak dan upah buruh yang tinggi masih bisa menjadi andalan ekspor bagi negara kincir ini. Mendukung hal tersebut butuh sebuah manajemen yang baik dalam pengelolaannya. Produk pertanian merupakan produk dengan daya tahan yang rendah, serta harga yang cenderung terus menurun. Mekanisme pemasaran dan transportasi yang cepat menjadi kunci dalam usaha di bidang pertanian.  Upah buruh yang mahal, disiasati oleh para pelaku usaha di Belanda dengan sistem full teknologi dan SDM yang handal. Pemasaran produk pertanian Belanda, banyak mengambil pasar-pasar modern, seperti supermarket. Kemasan yang menarik dan diletakkan di tempat yang mewah akan meningkatkan nilai jual. Tindakan pasca panen yang tepat, seperti pengangkutan dengan pendinginan akan mampu membuat produk bertahan lebih lama. Iklim yang kurang bersahabat seperti di Indonesia bagi pertanian, membuat penerapan pertanian dilakukan di Green house. Maka tidak perlu heran, ketika di Belanda yang banyak dijumpai adalah rumah kaca dengan ukuran yang luas. Kondisi seperti ini membuat biaya produksi yang tinggi, sehingga harus lebih optimal dalam mengelola Green house tersebut. Perhitungan ekonomi dalam pengelolaan Green house harus benar-benar detail. Manajemen yang efisien untuk memonitor kerja buruh juga diberlakukan. Efisiensi dalam bekerja, serta pemberlakuan sistem insentif untuk meningkatkan produktivitas dan manajemen pemasaran. Jika dilihat dari luas wilayah serta potensi yang dimiliki di Nusantara, Indonesia harus bisa melakukan hal serupa yang dilakukan oleh Belanda terutama dalam segi pertanian. perlu disadari bahwa industri pertanian bisa dijadikan pendorong utama perekonomian Indonesia mengingat dulu pernah berjaya menjadi Negara Swasembada Pangan.

No comments:

Post a Comment