Popular Posts

Tuesday, September 9, 2014

Sampai kapan bersahabat dengan bencana

Menurut KBBI arti bencana itu bisa dilihat di http://kbbi.web.id/bencana . Pada umumnya manusia bisa hidup berdampingan dan menyesuaikan diri di alam, karena banyak yang bisa didapat di alam seperti bahan pangan, sandang bahkan papan...lengkap..kap...kap deh pokoknya.

Namun seiring berjalannya waktu, makin canggihnya teknologi dan bumi yang semakin sepuh membuat manusia lupa tentang alam yang harus selalu dijaga kelestariannya. Manusia yang serakah hanya meraup keuntungan, mengeruk bahkan merusak bentang alam. Dari sekian manusia yang ada di dunia ini, hanya sedikit yang masih peduli dengan alam sekitar. Namun jika bencana sudah datang, semua terkena imbasnya tanpa kecuali. Itulah repotnya....

Bukannya saya tidak terketuk hatinya kalau ada bencana yg menimpa saudara-saudara entah dimana mereka berada, tapi sampai kapankah kita akan bersahabat dengan bencana?? Pernahkah kita mencoba peka bahwa alam sudah lelah dengan keserakahan kita? Segalanya yang dimiliki alam pasti kita ambil tanpa ada balasan sedikitpun dari kita, yaa minimal reboisasi kek...bersikap go green kek atau apalah yang bisa membuat kita sejenak berfikir bahwa alam butuh "dihijaukan" kembali apabila kita sudah merusaknya. 

Relakah kita melihat anak cucu bahkan cicit kita tidak bisa merasakan indahnya alam bebas seperti yang kita alami di waktu kecil?? Jangan tularkan sikap egois kita kepada anak cucu dan cicit kita, bersahabatlah dengan alam.

Monday, September 8, 2014

Don't kill yourself easily

Beberapa hari yg lalu saya menonton tv dan membaca sekilas running text-nya yang beritanya cukup membuat saya tertarik untuk segera menulis di blog ini (lagi). Beritanya ga panjang tapi miris "Menurut data WHO, bahwa setiap tahunnya ada sekitar 800 ribu org yang bunuh diri, artinya setiap sekitar 40 detik ada 1 org yang melakukan bunuh diri. Hal ini terjadi di negara yg berpenghasilan rendah dan menengah. Mengerikan ternyata melihat realita spt ini, disaat jaman semakin maju dgn teknologinya malah terjadi hal seperti ini. 

Di web who.int juga memberitakan bahwa bunuh diri terjadi di seluruh dunia dan di semua usia (secara global dilakukan sekitar 70 thn ke atas, namun di beberapa negara pelakunya berusia 15-29 thn). Metode bunuh diri pun ada yang sengaja meminum racun, menggantung diri hingga menembaki tubuh sendiri.

Jika hal ini dibiarkan akan menjadi suatu permasalahan kesehatan masyarakat yang akan terus meningkat dan laporan ini merupakan panggilan untuk tindakan lebih lanjut lagi dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang dianggap tabu karena kasus bunuh diri menjadi penyebab kedua kematian dunia. Banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya bunuh diri salah satunya kemiskinan dan stress. WHO menerbitkan data ini menjelang hari pencegahan bunuh diri sedunia, yang jatuh pada Rabu 10 September mendatang.

Bunuh diri itu menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) adalah suatu cara yang sengaja untuk mematikan diri sendiri. Dalam ranah sosial saja tindakan bunuh diri dianggap tabu apalagi ketika kita masuk dalam ranah agama bahwa bunuh diri itu merupakan suatu dosa. Masyarakat juga perlu ada kesadaran umum mengenai kasus bunuh diri. Mereka harus mengerti bagaimana cara mendekati orang-orang yang mungkin memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup. Terlalu sedikit dari kita yang tahu bagaimana harus bereaksi jika mereka mengalami hal-hal seperti itu.

Menurut saya sih agama memegang peranan utama dan  kuat untuk bisa mengurangi angka bunuh diri dan meminimalisir seseorang utk berniat buruk bunuh diri. Hidup itu tidak perlu diperumit meski sekeliling kita yg terkadang merumitkan, yakinlah segala sesuatunya Tuhan yang mengatur hidup kita. Singkat kata, apa yg bs kita sombongkan dalam kehidupan kita itu kalau secara nyata bahwa Tuhan yang telah memberikan kita nyawa. Enjoy your life...