Popular Posts

Sunday, September 2, 2012

Asal Muasal Berhijab


Bermula ketika saya mulai masuk dunia kampus di tahun 2002, ketika itu saya dan teman saya yang sudah memakai jilbab sejak SMA mempunyai niat yang sama ketika masuk kampus yaitu eksis di kampus dengan cara mengikuti semua kegiatan yang diadakan di kampus. Dari sekian banyak acara yang diadakan oleh bagian kemahasiswaan kampus tersebut, saya dan teman saya tertarik mengikuti acara islami yang mengusung tema tentang alam. Karena kami berdua memang suka dengan warna hijau yang identik dengan warna alam, akhirnya sampailah kami di daerah Puncak untuk mengikuti acara tersebut dengan teman-teman baru di kampus. Disana kami banyak diajarkan tentang agama dan terjun ke alam.
Selama 2 hari disana saya menggunakan jilbab, agak ribet pada awalnya tapi saya menikmatinya. Hingga pada saatnya kembali lagi ke kampus, tiba-tiba saja saya merasa malu ketika ingin pergi ngampus tanpa memakai jilbab. Padahal kendala saya pada waktu itu adalah tidak punya kemeja lengan panjang dan minimnya jilbab yang dimiliki juga hawa panas yang menyengat di daerah kampus saya. Akhirnya saya nekat saja ke kampus dengan memakai jilbab dan jaket untuk menutupi kemeja lengan pendek, bahkan di toilet stasiun pun saya minta dibetulkan jilbabnya oleh teman saya itu karena memang belum mengerti caranya memakai peniti di jilbab, takut tertusuk.
Meski kepanasan dan juga berdesak-desakan naik kereta kalau pergi ke kampus ataupun pulang ke rumah tapi cobaan itu mau tak mau, suka tak suka dan siap tidak siap harus saya lewati. Ketika sampai kampus pun banyak teman dan kakak kelas saya yang kaget karena dipikir saya hanya bercanda dan iseng apalagi mereka tahu saya adalah tipe cuek dan tomboy, bahkan ada teman yang baru bilang bahwa dia pernah bermimpi saya memakai jilbab dan sekarang menjadi kenyataan, sempat kaget juga sih karena dimimpiin sama teman sekampus yang tidak dekat kalau di kelas. Selain di kampus, di rumah pun orang tua sempat menginterograsi karena saya takut salah kaprah mengenai memakai jilbab karena paksaan orang lain, padahal ini murni dari hati yang mungkin sudah diberi hidayah oleh ALLAH SWT. Akhirnya setelah saya jelaskan kalau saya berubah memakai jilbab ini bukan dari orang lain melainkan dari pribadi akhirnya orang tua mengerti dan mendukung saya.
Banyak hal-hal yang terjadi ketika saya mulai memakai jilbab antara lain sampai putus dengan pacar karena tidak memberitahu dia yang sedang masuk asrama, sedih banget apalagi pacarannya sudah lama tapi ya patut bersyukur juga karena masih diberikan kesempatan untuk mencari pria yang tepat. Kendala lainnya adalah mesti sering-sering membeli baju lengan panjang dan jilbab, karena jujur cuma punya 1 kemeja panjang saja… itupun beli karena waktu ospek di kampus harus pake kemeja putih lengan panjang dengan rok atau celana warna hitam  dengan segala macam atribut yang aneh-aneh. Jadinya kalau ada rezeki baru belanja baju dan jilbab, nyicil sedikit demi sedikit bahkan sampai sekarang pun setelah kurang lebih sekitar 9 tahun memakai jilbab pun masih senang belanja keperluan berhijab apalagi sudah punya penghasilan tetap sendiri sekarang, Alhamdulillah yah..sesuatu banget.
Bahkan ada pengalaman sedikit menakutkan tapi lucu ketika melakukan survey dalam kegiatan kampus, karena saya memang perempuan cuek dan tomboy, ketika berjalan di daerah Jakarta barat dan melewati beberapa lelaki yang sedang berkumpul ada yang nyeletuk ingin mengganggu dan mengajak yang lain tapi temannya yang lain dengan entengnya bilang “nggak usah diganggu, emang ga liat kalo dia itu cowo kan ketauan dari cara jalannya yang cowo banget”. Sempat ingin tertawa lepas meski kesel juga sudah pakai jilbab masih saja dikira cowo, jadi bingung apa mereka nggak lihat penampilan keseluruhan saya ya, tapi Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Walaupun sudah pakai jilbab, saya tidak terlalu feminine karena ketika dalam kondisi yang membutuhkan saya berperilaku dan berjalan seperti lelaki tetap bisa dilakukan, yaa ada positifnya juga dengan tomboynya saya ini.
Pernah juga ketika naik angkot menuju stasiun, ada beberapa ibu-ibu yang sedang membicarakan penjambret wanita bahkan ada yang berkerudung pula penjambret itu, yang tidak saya sukai adalah mereka itu ketika membicarakan ada yang pernah melihat penjambret tersebut memakai jilbab tetapi sambil melihat ke arah saya, otomatis saya merasa risih karena memang bukan saya kok, akhirnya saya protes saja dan nyeletuk bilang ke mereka jangan seenaknya bergunjing dan melihat saya seakan saya adalah salah satu dari komplotan tersebut karena jatuhnya bisa fitnah (saya tidak tahu apakah benar itu wanita yang berjilbab atau pria yang sengaja memakai jilbab untuk mengelabui korbannya). Meski banyak kendala ketika menggunakan hijab tetapi jika kita ikhlas pasti bisa dilewati semua hal tersebut yang penting tetap istiqomah dan selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.