Bermula ketika saya mulai
masuk dunia kampus di tahun 2002, ketika itu saya dan teman saya yang
sudah memakai jilbab sejak SMA mempunyai niat yang sama ketika masuk
kampus yaitu eksis di kampus dengan cara mengikuti semua kegiatan yang
diadakan di kampus. Dari sekian banyak acara yang diadakan oleh bagian
kemahasiswaan kampus tersebut, saya dan teman saya tertarik mengikuti
acara islami yang mengusung tema tentang alam. Karena kami berdua memang
suka dengan warna hijau yang identik dengan warna alam, akhirnya
sampailah kami di daerah Puncak untuk mengikuti acara tersebut dengan
teman-teman baru di kampus. Disana kami banyak diajarkan tentang agama
dan terjun ke alam.
Selama 2 hari disana saya
menggunakan jilbab, agak ribet pada awalnya tapi saya menikmatinya.
Hingga pada saatnya kembali lagi ke kampus, tiba-tiba saja saya merasa
malu ketika ingin pergi ngampus tanpa memakai jilbab. Padahal kendala
saya pada waktu itu adalah tidak punya kemeja lengan panjang dan
minimnya jilbab yang dimiliki juga hawa panas yang menyengat di daerah
kampus saya. Akhirnya saya nekat saja ke kampus dengan memakai jilbab
dan jaket untuk menutupi kemeja lengan pendek, bahkan di toilet stasiun
pun saya minta dibetulkan jilbabnya oleh teman saya itu karena memang
belum mengerti caranya memakai peniti di jilbab, takut tertusuk.
Meski kepanasan dan juga
berdesak-desakan naik kereta kalau pergi ke kampus ataupun pulang ke
rumah tapi cobaan itu mau tak mau, suka tak suka dan siap tidak siap
harus saya lewati. Ketika sampai kampus pun banyak teman dan kakak kelas
saya yang kaget karena dipikir saya hanya bercanda dan iseng apalagi
mereka tahu saya adalah tipe cuek dan tomboy, bahkan ada teman yang baru
bilang bahwa dia pernah bermimpi saya memakai jilbab dan sekarang
menjadi kenyataan, sempat kaget juga sih karena dimimpiin sama teman
sekampus yang tidak dekat kalau di kelas. Selain di kampus, di rumah pun
orang tua sempat menginterograsi karena saya takut salah kaprah
mengenai memakai jilbab karena paksaan orang lain, padahal ini murni
dari hati yang mungkin sudah diberi hidayah oleh ALLAH SWT. Akhirnya
setelah saya jelaskan kalau saya berubah memakai jilbab ini bukan dari
orang lain melainkan dari pribadi akhirnya orang tua mengerti dan
mendukung saya.
Banyak hal-hal yang terjadi ketika saya
mulai memakai jilbab antara lain sampai putus dengan pacar karena tidak
memberitahu dia yang sedang masuk asrama, sedih banget apalagi
pacarannya sudah lama tapi ya patut bersyukur juga karena masih
diberikan kesempatan untuk mencari pria yang tepat. Kendala lainnya
adalah mesti sering-sering membeli baju lengan panjang dan jilbab,
karena jujur cuma punya 1 kemeja panjang saja… itupun beli karena waktu
ospek di kampus harus pake kemeja putih lengan panjang dengan rok atau
celana warna hitam dengan segala macam atribut yang aneh-aneh. Jadinya
kalau ada rezeki baru belanja baju dan jilbab, nyicil sedikit demi
sedikit bahkan sampai sekarang pun setelah kurang lebih sekitar 9 tahun
memakai jilbab pun masih senang belanja keperluan berhijab apalagi sudah
punya penghasilan tetap sendiri sekarang, Alhamdulillah yah..sesuatu
banget.
Bahkan ada pengalaman sedikit menakutkan
tapi lucu ketika melakukan survey dalam kegiatan kampus, karena saya
memang perempuan cuek dan tomboy, ketika berjalan di daerah Jakarta
barat dan melewati beberapa lelaki yang sedang berkumpul ada yang
nyeletuk ingin mengganggu dan mengajak yang lain tapi temannya yang lain
dengan entengnya bilang “nggak usah diganggu, emang ga liat kalo dia
itu cowo kan ketauan dari cara jalannya yang cowo banget”. Sempat ingin
tertawa lepas meski kesel juga sudah pakai jilbab masih saja dikira
cowo, jadi bingung apa mereka nggak lihat penampilan keseluruhan saya
ya, tapi Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Walaupun sudah pakai
jilbab, saya tidak terlalu feminine karena ketika dalam kondisi yang
membutuhkan saya berperilaku dan berjalan seperti lelaki tetap bisa
dilakukan, yaa ada positifnya juga dengan tomboynya saya ini.
Pernah juga ketika naik angkot menuju
stasiun, ada beberapa ibu-ibu yang sedang membicarakan penjambret wanita
bahkan ada yang berkerudung pula penjambret itu, yang tidak saya sukai
adalah mereka itu ketika membicarakan ada yang pernah melihat penjambret
tersebut memakai jilbab tetapi sambil melihat ke arah saya, otomatis
saya merasa risih karena memang bukan saya kok, akhirnya saya protes
saja dan nyeletuk bilang ke mereka jangan seenaknya bergunjing dan
melihat saya seakan saya adalah salah satu dari komplotan tersebut
karena jatuhnya bisa fitnah (saya tidak tahu apakah benar itu wanita
yang berjilbab atau pria yang sengaja memakai jilbab untuk mengelabui
korbannya). Meski banyak kendala ketika menggunakan hijab tetapi jika
kita ikhlas pasti bisa dilewati semua hal tersebut yang penting tetap
istiqomah dan selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.